Senin, 29 September 2014

Tari Yapong

Tari Yapong

Tari Yapong merupakan suatu jenis tarian tradisional yang diciptakan untuk pertunjukan. Pada mulanya, Yapong bukan tari pergaulan seperti Jaipongan dari Jawa Barat, namun kemudian dalam perkembangannya kadang kala berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi acara sesuai permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi.
Tari Yapong memiliki gerakan yang gembira, dinamis, dan erotis. Istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” dan berkembang menjadi Yapong. Tak ada makna apapun yang terkandung dalam penamaan Yapong, karena seperti yang telah diungkapkan penamaan tersebut merupakan onomatope dari bunyi-bunyi yang terdapat dalam musik dan tarian tersebut.
Secara sosiologis, kebudayaan Jakarta tidak hanya didomonasi oleh masyarakat Betawi, tetapi merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya, termasuk Tari Yapong. Tarian ini diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan unsur-unsur tari pop, antara lain unsur tari daerah Sumatera. Karena kesenian Betawi banyak dipengaruhi oleh unsur kesenian Tionghoa, maka dalam tari Yapong juga tidak terlepas dari pengaruh unsur kesenian Tionghoa, misalnya dalam kain yang dipakai oleh para penari terdapat motif-motif naga dengan warna merah menyala seperti kostum penari khas pemain Opera Beijing. Selain itu, corak pakaian yang dikenakan oleh para penarinya, merupakan pengembangan pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Tampak jelas bentuk serta ragam hias tutup kepala serta selendangnya yang disebut toka-toka.
Alat musik yang digunakan saat tarian ini dipergelarkan adalah campuran antara Betawi, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Sumber :

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1029/tari-yapong
http://thepresidentpostindonesia.com/wp-content/uploads/2013/02/Yapong-Imlek.jpg

Tari Topeng Gong

Tari Topeng Gong

 
Tari kreasi baru yang diangkat dari tarian dalam teater tradisional Topeng Betawi. Gerakannya masih berpola pada gerak dasar Tari Topeng Betawi. Tari Topeng Gong merupakan satu bentuk kesenian tari yang memakai topeng, kedok, atau tapel yang diiringi dengan gamelan. Merupakan seni gamelan yang dilengkapi dengan tarian, lawakan, serta lakon atau cerita rakyat Betawi. Dengan catatan bahwa tarian tersebut tanpa mempergunakan topeng yang mirip dengan tari Longser dan Ketuk Tilu di Jawa Barat. Bentuk seni pertunjukan seperti itu merupakan upaya penggarap seni/para seniman setempat dalam rangka pengembangan seni Gamelan Ajeng di Betawi agar tidak membosankan dan tidak ditinggalkan oleh penontonnya. Hal ini telah berlangsung beberapa tahun yang lalu.

Sumber :
http://e-indonesiana.cs.ui.ac.id/echnh-ng/index.php/view/detil/106

Tari Ronggeng Blantek

Tari Ronggeng Blantek


Tari Ronggeng Blantek salah satunya, tari kreasi yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini merupakan salah satu tarian yang turut memperkaya khazanah seni tari nusantara.

Pertunjukkan Topeng Blantek selalu dibuka dengan Tari Ronggeng Blantek. Tarian ini dipentaskan oleh 4-6 orang perempuan dengan mengenakan pakaian yang berwarna serba cerah. Bagian depan pakaian dihiasi dengan payet dan manik-manik, sementara bagian pinggangnya dilengkapi dengan selendang. Hiasan kepala penari Ronggeng Blantek makin menunjukan adanya pengaruh Tionghoa dalam tari kreasi ini.
Gerakan tari Ronggeng Blantek sangat cepat, berenergi, dan luwes. Banyak istilah dalam gerak tari Ronggeng Blantek, antara lain seperti rapat tindak, selancar tindak, puter goyang, geol, dan lainnya. Sementara musik yang mengiringi tari Ronggeng Blantek berasal dari perpaduan alat musik tanji, seperti terompet, trombone, baritone, gendang, gong, simbal, dan tehyan.

Jika dahulu tari Ronggeng Blantek dipentaskan sebagai pembuka pertunjukan Topeng Blantek, kini tarian tersebut justru menjadi pelengkap dalam pertunjukan Jipeng. Selain itu, tari Ronggeng Blantek juga dipentaskan di berbagai acara kebudayaan Betawi, dan kerap digunakan sebagai penyambut tamu yang dianggap agung.

sumber :
http://www.indonesiakaya.com/assets/imagesweb/_images_gallery/9._Tari_Ronggeng_Blantek_biasa_ditarikan_oleh_4-6_perempuan_.jpg
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/tari-ronggeng-blantek-tari-kreasi-asli-betawi

Kamis, 18 September 2014

Tari Indang

Tari Indang Dari Minangkabau Sumatera Barat 




Banyak tarian yang ditarikan secara berkelompok di Sumatra Barat, namun tari indang memiliki tempat istimewa karena memadukan tradisi tari dan tutur. Keunikan inilah yang membuat tari indang sangat terkenal, karena selain ada unsur gerakan juga ada unsur musik dan tutur yang bernapaskan tradisi Islam yang memang sangat kental di Sumatra Barat. Gerakannya yang dinamis dan keunika perpaduan unsur-unsurnya menjadikan tari indang sangat menarik untuk ditonton.
Tarian indang ini pertama kali muncul sekitar abad ke-14 dan memang dimaksudkan untuk menggabungkan aspek budaya Minangkabau dan Islam. Tujuannya adalah memperkenalkan aspek dakwah Islam dengan cara yang lebih mudah diterima masyarakat lokal yaitu dengan kesenian.


Tarian ini kebanyakan dilakukan sambil duduk, dan para penarinya membawa rebana. Sambil duduk, para penari melakukan gerakan-gerakan dinamis, dan Anda mungkin familiar dengan kata-kata “din din ba din din” yang merupakan bagian dari pujian terhadap Allah SWT serta kebesaran-Nya. Karena itulah ada juga yang menyebut tarian ini dengan tarian badindin.

Tari indang menyimpan makna yang sangat dalam soal kebesaran Islam dan Allah SWT dalam gerakan serta nyanyiannya. Unsur-unsur nada dan irama yang bersifat pujian dimasukkan ke dalam tarian ini. Secara umum, jika diikuti dari awal sampai akhir lalu dibedah, isi tarian ini adalah kisah kedatangan awal agama Islam di Minangkabau, yang banyak membentuk corak budaya di daerah ini hingga sekarang.

Akan tetapi, bahkan bagi yang bukan muslim atau orang luar Sumatra Barat, tarian ini tetap dianggap sebagai salah satu tarian khas Sumatera Barat yang dinamis, unik dan sangat berkesan. Selain itu, tarian indang sendiri sebenarnya merupakan satu bentuk dokumentasi sejarah dan budaya, karena ‘merekam’ kisah awal masuknya Islam ke Sumatra Barat.



Sumber :

 http://www.pelangiholiday.com/2014/01/tari-indang-tarian-bercampur-tradisi.html 

 http://cicitcuicriet.blogspot.com/2013_07_01_archive.html

Tari Puspanjali

Tari Puspanjali (Bali)




Puspanjali (puspa= bunga, anjali= menghormat) merupakan sebuah tarian penyambutan yang ditarikan oleh sekelompok penari putri (biasanya antara 5-7 orang ).
Menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau mereka.
Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989.

Sumber : 
http://www.babadbali.com/seni/tari/tl-puspanjali.htm

Tari Lenggang Nyai

TARI LENGGANG NYAI

TARIAN YANG BERASAL DARI TANAH BETAWI


Setiap seni tari tradisonal memiliki pesan yang ingin disampaikan dalam setiap gerakannya. Ada cerita yang mengispirasi seorang koreografer dalam mencipta gerak tariannya, semisal cinta, gairah, perjuangan dan sebagainya. Salah satu tarian yang terinspirasi dari hal-hal tersebut adalah Tari Lenggang Nyai, tarian yang berasal dari tanah Betawi yang menceritakan  kisah Nyai Dasimah.
Asal mula tari lenggang ini berasal dari kisah nyai dasimah,Nyai Dasimah adalah gadis cantik asal Betawi yang berada  dalam kebingunannya memilih dua pilihan pasangan hidup,  seorang Belanda dan Seorang Indonesia. Ia kemudian menjadi istri seorang Belanda, Edward William. Merasa terkekang oleh aturan-aturan yang dibuat suaminya, Nyai Dasima menjadikan alasan tersebut untuk memberontak atas kesewenang-wenangan yang dilakukan terhadap dirinya. Perjuangan atas hak-hak perempuan itulah yang menginspirasi Wiwiek Widiastuti untuk mengenang perjuangan Nyai Dasima dalam gerak tarian Lenggang Nyai.

Karakter tari lenggang nyai lebih banyak menggunakan bentuk-bentuk gerak yang lincah sebagai personifikasi masyarakat betawi. Terkadang, seperti yang tidak bisa mengambil keputusan, gerakan tari ini menunjukan bagaimana ia bergerak pada satu sisi ke sisi lain. selain itu, tari Lenggang Nyai juga menceritakan keceriaan dan keluwesan gadis belia Betawi dan tentunya kebahagiaan Nyai Dasima yang bisa menentukan pilihan hidupnya.

Seperti tarian asal Betawi pada umumnya, tarian ini juga ditampilkan dengan iringan musik Gambang Kromong yang memiliki unsur budaya Cina. Pun dari segi kostum yang dikenakan oleh para penari. Dominasi warna merah menyala dan hiasan kepala identik dengan tradisi Cina.

Meski termasuk tarian karya baru, Tarian Lenggang Nyai dapat dikatakan populer di kalangan masyarakan Betawi dan sekitarnya. Seperti Ondel-ondel, tarian ini juga sering menjadi ikon khusus bagi masyarakat Betawi. Terbukti dengan sering dibawakannya dalam acara-acara khusus di mancanegara dan nama lain yang disematkan pada tarian ini, yaitu Tari Lenggang Betawi.

Sumber :

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/999/tari-lenggang-nyai 

http://kebudayaanindonesia.net/media/images/upload/culture/0211M_tarian-lenggang-nyai-betawi.jpg

Tari Lenggang Cisadane

Tari Lenggang Cisadane


Tari Lenggang Cisadane sendiri merupakan perpaduan unsur budaya yang ada di Kota Tangerang seperti budaya Sunda, Jawa, Betawi, Cina, Arab dan budaya Lainnya. Selain alat musik gamelan, didalamnya juga terdapat alat musik yang digunakan pada musik marawis, lengkap dengan lagu-lagu marawisnya. Tari Lenggang Cisadane ini merupakan proses pembentukan harmonisasi musik, tata busana dan gerak yang dipadukan menjadi suatu tarian yang indah dan mencirikan budaya Kota Tangerang. Tarian ini dibawakan 13 orang yang mencirikan jumlah kecamatan di Kota Tangerang. Seniman dan budayawan kota Tangerang ini menghasilkan sebuah seni tradisional khas Kota Tangerang dengan memadukan unsur musik, kostum dan tarian.

Sumber :

http://tangerangnews.com/kota_tangerang/2011/05/06/4760/pemkot-patenkan-tari-lenggang-cisadane