Sabtu, 08 November 2014

KRITIK ARTIKEL


WEB ENGINEERING FOR INTRANETS:
RETHINKING SOFTWARE ENGINEERING
Kritik Artikel

Edgar Weippl1, Ismail Khalil Ibrahim1, Wieland Schwinger1, Werner Winiwarter2

Diulas oleh: Putri Permatasari
Dosen Pembimbing: Ahmad Fauzie
Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora

1) Software Competence Center Hagenberg 2) Electronic Commerce Competence Center Hauptstr. 99, A-4232 Hagenberg, Austria Siebensterngasse 21/3, A-1070 Vienna {edgar.weippl, ismail.khalil-ibrahim, wieland.schwinger}@scch.at werner.winiwarter@ec3.at



ABSTRAK


Setuju sekali dengan penulis yang menyebutkan rekayasa web adalah sebuah penelitian yang agak baru belum dieksplorasi dengan cara sistematis. Dalam tulisan ini menyajikan bagaimana metode dan model rekayasa perangkat lunak dapat digunakan untuk rekayasa web tanpa banyak adaptasi, menunjukan  tantangan  rekayasa web untuk beradaptasi rencana proyek dan manajemen perubahan  teknologi  yang  mendasar. Dalam pekerjaan sehari hari harus dipahami  rekayasa web sebagai kerangka kerja yang memberikan pelayanan yang berkesinambungan.



1.       PENDAHULUAN


Web telah berkembang menjadi lingkungan global menangani aplikasi yang berkisar dari skala kecil dan layanan berumur pendek untuk aplikasi perusahaan skala besar didistribusikan melalui banyak situ. Para penulis memberitahukan bahwa perusahaan  menggunakan web untuk melaksanakan proses bisnis bagi karyawan untuk berkomunikasi dengan pasangan mereka untuk menghubungkan dan mengintegrasikan sistem mereka. Para penulis saat ini meneliti yang berkonsentrasi pada teknologi berkomponen model dan arsitektur untuk aplikasi web secara khusus dan daerah strategis yang sama, dan aspek keamanan dalam perusahaan berbasis web. Para penulis juga menanggapi perbedaan utama antara inter, intra dan ekstranet sebagai  penonton. Internet adalah sebuah web eksternal sedangkan  internet adalah web internal yang hanya bisa diatasi dari pengguna dalam perusahaan. Ekstranet dapat digambarkan sebagai “campuran internet public dan internet tertutup. Tulisan ini bertujuan untuk memberikan gambaran indikatif atas teknologi rekayasa perangkat lunak yang telah berbukti berguna untuk rekayasa web. Para penulis juga menunjuk penelitian yang sedang berlangsung berurusan dengan perbaikan masalah teknik yang ada.
Melihat tujuan dari penulisan ini saya setuju dengan pendapat para penulis bahwa web sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk  pekerjaan karyawan sehari-hari. Karena perusahaan tidak akan jalan secara baik jika tidak menggunakan jaringan tersebut dan akan susah untuk berkomunikasi. Namun akan berbeda tujuan jika karyawan perusahaan memanfaatkan web bukan untuk pekerjaan perusahaan. 


2.         WEB ENGINEERING
Sudah banyak yang  menyadari  bahwa sudah waktunya memperkenalkan standar rekayasa dalam proyek Web. Karena penulis menyatakan jumlah dan kecanggihan aplikasi berbasis web ada alasan untuk kekhawatiran yang sah tentang cara di mana mereka diciptakan dan kualitas jangka panjang mereka integritas. Penulis juga memberitahu bahwa rekaysa web berkaitan dengan membuat dan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah, teknik dan manajemen yang baik untuk mengembangkan aplikasi berbasis web. Penulis juga mengikuti definisi Conallen tentang aplikasi Web menjadi “system Web (Web server, jaringan,HTTP,browser) di mana input pengguna berpengaruh terhadap keadaan bisnis”.
Sebenarnya penulis tidak perlu untuk menciptakan banyak model berbasis Web dengan menggunakan teknik yang sudah ada yang telah dikembangkan untuk perangkat lunak berorientasi dan berbasis komponen. Tetapi penulis berbeda pemikiran bahwa rekayasa perangkat lunak atau  teknik Web bisa mengkhawatirkan  karena hanya memberikan pelayanannya saja dari pada produk.

2.1.    Aplikasi untuk Rekayasa Web
Penulis menyarankan sebelum  melihat lebih dekat pada rekayasa perangkat lunak, kita harus tahu mana jenis aplikasi yang mungkin kita akan hadapi dalam  internet. Kemudian dapat membandingkan langkah rekayasa yang dibutuhkan orang-orang dari proses rekayasa perangkat lunak “tradisional” yang sesuai.
Selanjutnya penulis menceritakan  internet dibutuhkan  untuk melaksanakan proses bisnis. Intranet  menjadi mudah diakses, mengintegrasikan manusia, proses dan informasi. Oleh karena itu penulis menyimpulkan Intranet adalah alat dan model untuk sebuah organisasi proses yang efesien. Ini universal titik akses untuk semua informasi strategis yang sering disebut sebagai jaringan informasi perusahaan dan akan membantu meningkatkan tujuan organisasi.

2.2.     Meninjau Rekayasa Perangkat Lunak
Menurut penulis software engineering mencakup semua topik utama yang terkait dengan arsitektur perngkat lunak : arsitektur software kualitas, gaya arsitektur dan memungkinkan konsep teknis, bahasa deskripsi arsitektur, pengembangan produk, dll. Penulis menjelaskan rekayasa perangkat lunak lebih dari kumpulan alat dan teknik. Masalah ini  menyangkut organisasi yang kompleks melibatkan banyak orang dengan berbagai latar belakang pendidikan dan professional. Oleh karena itu penting untuk mengikuti cara standar untuk mengembangkan perangkat lunak. Model untuk mengevaluasi proses rekayasa perangkat lunak telah diusulkan CMM dan SPICE.
              Menurut penulis CMM (Capability Maturity Model) menjelaskan jalur peningkat evolusi dari proses yang belum matang ke yang matang. CMM sesuai untuk mengembangkan pekerjaan dengan organisasi yang lainya.
              SPICE (ISO 15504) di sisi lain penulis menjelaskan SPICE menyediakan kerangka kerja untuk menilai proses pengembangan perangkat lunak. SPICE mungkin  menjadi pilihan terbaik jika ada yang terlibat dalam pemeliharaan serta dalam pembangunan. Hal ini cocok untuk sebuah organisasi kecil yang perlu dapat menunjukkan hasil dari upaya perbaikan.

2.3.    Transisi dari Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa Web
Pada bagian ini penulis memfokuskan bagaimana kita dapat menggunakan pengetahuan yang ada dalam rekayasa web.


Menurut Powell beberapa aspek berikut membuat Website yang berada dari perangkat lunak :
1.       Website akan terus menjadi dokumen yang memiliki halaman statis.
2.       Situs web berfokus pada “tampilan dan nuansa”. Hal ini berlaku untuk situs internet yang sering didorong untuk tujuan pemasaran.
3.       Rekayasa Web adalah lebih banyak konten yang didorong.
4.       Web ini lebih sulit diprediksi dan tidak juga dipahami sebagai perangkat lunak.

2.3.1 Kadar & struktur arsitektur yang   dihasilkan
                Penulis menjelaskan sebagai UML notasi yang sangat umum hal ini jelas diinginkan untuk model proyek Web dan juga UML. Conallen mengusulkan untuk membuat dua model terpisah: satu yang mencerminkan persepsi klien dari aplikasi Web, yaitu satu set HTML hyperlink, dan model lain yang mewakili pandangan sisi server namun yang dijelaskan oleh penulis susah untuk dipahami.

2.3.2 Desain antar muka pengguna (User Interface Design)
                Penulis merancang UI (User Interface) bagian penting dari sebagain besar aplikasi aspek penting dalam rekayasa web. Penulis juga menyatakan kelemahan utama hampir disemua proyek Web kenyataannya bahwa pemodelan UI sangat sulit. Masalah utama penulis adalah notasi berbasis UML desain UI skalanya tidak baik dan sangat membingungkan. Menurut Pinheiro memodifikasi ‘kerangka presentasi’ pola desain dijelaskan oleh Gamma et al. tampaknya pendekatan ini menjanjikan menangani kekurangan ini.

2.3.3 Pelaksanaan (Implementasi)
                Setelah UI ada masalah  teknis yang harus diselesaikan. Web memerlukan beberapa control untuk menghindari Negara tidak konsisten dan kebuntuan. Informasi Negara tentang pengguna individu sulit untuk mempertahankan. Pengguna mungkin tidak mengizinkan cookie untuk ditetapkan.
                Menurut penulis alamat IP asli mereka sering disembunyikan di balik proxy atau halaman yang akan diambil dari cache dan jumlah pengguna sangat bervariasi dan seringkali sulit memprediksi dalam jangka panjang.
               
2.3.4  Pemikiran (Process assessment)
                Setuju sekali dengan pendapat penulis bahwa aplikasi web tidak dapat direncanakan bahkan dua tahun ke depan perubahan yang cepat dalam teknologi. Penulis telah menemukan model spiral, model meta,model ini memungkinkan untuk menggunakannya karena model ini berbeda pada berbagai tahap.
                Meskipun fleksibel penulis berpikir bahwa model spiral cukup berbahaya bagi manajer proyek yang memiliki sedikit pengalaman dengan proyek web. Penulis juga memungkinkan masalah ini timbul berbagai tahap tidak tepat didefinisikan dan didokumentasikan sebagai seluruh proses pembangunan akan cenderung berakhir kacau.
                Penulis menghindari hal ini, sangat penting untuk mengevaluasi proses ini. Penulis telah menemukan SPICE untuk menjadi alat terbaik untuk menilai proses rekayasa web karena proses perbaikan dengan mudah dilihat. Seperti disebutkan penulis sebelumnya, kerangka SPICE sangat cocok untuk organisasi kecil. SPICE membuktikan sangat efektif untuk menilai proses rekayasa web.

2.3.5 Jaminan Kualitas
                Penulis mengevaluasi kualitas aplikasi web dalah delapan dimensi yang diusulkan oleh Powell :
1.       Kebenaran (fungsional dan bebas dari kesalahan)
2.       Uji Kemampuan (Melawan Spesifikasi)
3.       Mempertahankan kemampuan
4.       Kemampuan Fiskal
5.       Kemampuan Reus
6.       Ketahanan dan kehandalan
7.       Efisiensi
8.       Dokumentasi

3.       KESIMPULAN   
Menurut penulis terlepas dari kenyataan bahwa situs internet dan intranet saat ini sudah direncanakan, dilaksanakan dan dipelihara dengan cara ad-hoc. Penulis juga yakin bahwa rekayasa web dimungkinkan dengan alat dan teknik yang sudah tersedia. Selain mengambil ide-ide yang diusulkan oleh para peneliti yang dikutip dalam makalah ini, desainer web harus mengubah  pola pikir mereka. 
                Dilihat dari pembahasan penulis bahwa isi yang disampaikan penulis menjelaskan internet sangat bermanfaat bagi perusahaan kecil dan besar dengan tujuan bisnis. Sangat mempengaruh besar dalam mengerjakan pekerjaannya, namun masih sulit dipahami metode yang dibahas oleh penulis dan bahasanya pun kurang dimengerti. Yang saya lihat di dalam isi artikel ini memfokuskan bagaimana kita menggunakan pengetahuan yang ada didalam rekayasa web. Di  zaman modern seperti ini sangat dibutuhkan sekali metode metode yang bisa membuat mudah pengguna untuk menjalankan internet.

4.       REFERENSI
[1] L. Bass, P. Clements and R. Kazman, Software architecture in practice. Addison-Wesley, Bonn, Paris, Reading, MA, 1999
[2] B.W. Boehm, “A Spiral Model of Software Development and Enhancement”, IEEE Computer, May 1988, 61-72
[3] G. Booch, J. Rumbaugh and I. Jacobson, The Unified Modeling Language User Guide. Addison-Wesley, Reading, MA, 1999
[4] P. Bourque and J.W. Moore, SweBok: Guide to the software engineering Body of Knowledge - A Stoneman Version 0.7. Joint IEEE Computer Society - ACM committee, http://www.swebok.org/, April 2000
[5] J. Conallen, “Modeling Web application architectures with UML”, Communications of the ACM, 42:63-70, 1999
[6] D.F. D'Souza and A.C. Wills, Objects, Components, and Frameworks with UML - The Catalysis Approach. Addison-Wesley, Bonn, Paris, Reading, MA, 2nd Edition, 1998
[7] P. Fraternali, “Tools and approaches for developing data-intensive Web applications: A survey”, ACM Computing Surveys, 31:227-263, 1999
[8] E. Gamma, R. Helm, R. Johnson, and J. Vlissides. Design Patterns: Elements of Reusable Object Oriented Software, Addison-Wesley, Reading, MA, 1995
[9] B. Meyer, Object-Oriented Software Construction. Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ, 2nd Edition, 1997
[10] B. Myers and M. Rosson, “Survey on user interface programming”, Proc. CHI’92, p192-202, 1992
[11] J. Nielsen, The Difference Between Intranet and Internet Design. www.useit.com/alertbox/ 9709b.html, 1997
[12] Object Management Group. OMG Unified Modeling Language Specification, Version 1.3, June 1999
[13] P. Pinheiro da Silva and N.W. Paton, “User Interface Modeling with UML”, Proc. of the 10th European- Japanese Conference on Information Modeling and Knowledge Bases, p208-222, May 2000 
[14] T.A. Powell, D.L. Jones and D.C. Cutts: Web Site Engineering: Beyond Web Page Design. Prentice Hall, 1998
[15] The Spire Project Team, The SPIRE Handbook: Better, Faster, Cheaper Software Development in Small Organisations. The European Community, 1998















































      

Senin, 29 September 2014

Tari Yapong

Tari Yapong

Tari Yapong merupakan suatu jenis tarian tradisional yang diciptakan untuk pertunjukan. Pada mulanya, Yapong bukan tari pergaulan seperti Jaipongan dari Jawa Barat, namun kemudian dalam perkembangannya kadang kala berfungsi sebagai tari pergaulan untuk mengisi acara sesuai permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi.
Tari Yapong memiliki gerakan yang gembira, dinamis, dan erotis. Istilah Yapong ini lahir dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga lahirlah “ya-pong” dan berkembang menjadi Yapong. Tak ada makna apapun yang terkandung dalam penamaan Yapong, karena seperti yang telah diungkapkan penamaan tersebut merupakan onomatope dari bunyi-bunyi yang terdapat dalam musik dan tarian tersebut.
Secara sosiologis, kebudayaan Jakarta tidak hanya didomonasi oleh masyarakat Betawi, tetapi merupakan perpaduan antara unsur-unsur budaya masyarakat yang ada di dalamnya, termasuk Tari Yapong. Tarian ini diwarnai oleh tari rakyat Betawi, kemudian diolah dengan unsur-unsur tari pop, antara lain unsur tari daerah Sumatera. Karena kesenian Betawi banyak dipengaruhi oleh unsur kesenian Tionghoa, maka dalam tari Yapong juga tidak terlepas dari pengaruh unsur kesenian Tionghoa, misalnya dalam kain yang dipakai oleh para penari terdapat motif-motif naga dengan warna merah menyala seperti kostum penari khas pemain Opera Beijing. Selain itu, corak pakaian yang dikenakan oleh para penarinya, merupakan pengembangan pakaian tari Kembang Topeng Betawi. Tampak jelas bentuk serta ragam hias tutup kepala serta selendangnya yang disebut toka-toka.
Alat musik yang digunakan saat tarian ini dipergelarkan adalah campuran antara Betawi, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Sumber :

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1029/tari-yapong
http://thepresidentpostindonesia.com/wp-content/uploads/2013/02/Yapong-Imlek.jpg

Tari Topeng Gong

Tari Topeng Gong

 
Tari kreasi baru yang diangkat dari tarian dalam teater tradisional Topeng Betawi. Gerakannya masih berpola pada gerak dasar Tari Topeng Betawi. Tari Topeng Gong merupakan satu bentuk kesenian tari yang memakai topeng, kedok, atau tapel yang diiringi dengan gamelan. Merupakan seni gamelan yang dilengkapi dengan tarian, lawakan, serta lakon atau cerita rakyat Betawi. Dengan catatan bahwa tarian tersebut tanpa mempergunakan topeng yang mirip dengan tari Longser dan Ketuk Tilu di Jawa Barat. Bentuk seni pertunjukan seperti itu merupakan upaya penggarap seni/para seniman setempat dalam rangka pengembangan seni Gamelan Ajeng di Betawi agar tidak membosankan dan tidak ditinggalkan oleh penontonnya. Hal ini telah berlangsung beberapa tahun yang lalu.

Sumber :
http://e-indonesiana.cs.ui.ac.id/echnh-ng/index.php/view/detil/106

Tari Ronggeng Blantek

Tari Ronggeng Blantek


Tari Ronggeng Blantek salah satunya, tari kreasi yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda ini merupakan salah satu tarian yang turut memperkaya khazanah seni tari nusantara.

Pertunjukkan Topeng Blantek selalu dibuka dengan Tari Ronggeng Blantek. Tarian ini dipentaskan oleh 4-6 orang perempuan dengan mengenakan pakaian yang berwarna serba cerah. Bagian depan pakaian dihiasi dengan payet dan manik-manik, sementara bagian pinggangnya dilengkapi dengan selendang. Hiasan kepala penari Ronggeng Blantek makin menunjukan adanya pengaruh Tionghoa dalam tari kreasi ini.
Gerakan tari Ronggeng Blantek sangat cepat, berenergi, dan luwes. Banyak istilah dalam gerak tari Ronggeng Blantek, antara lain seperti rapat tindak, selancar tindak, puter goyang, geol, dan lainnya. Sementara musik yang mengiringi tari Ronggeng Blantek berasal dari perpaduan alat musik tanji, seperti terompet, trombone, baritone, gendang, gong, simbal, dan tehyan.

Jika dahulu tari Ronggeng Blantek dipentaskan sebagai pembuka pertunjukan Topeng Blantek, kini tarian tersebut justru menjadi pelengkap dalam pertunjukan Jipeng. Selain itu, tari Ronggeng Blantek juga dipentaskan di berbagai acara kebudayaan Betawi, dan kerap digunakan sebagai penyambut tamu yang dianggap agung.

sumber :
http://www.indonesiakaya.com/assets/imagesweb/_images_gallery/9._Tari_Ronggeng_Blantek_biasa_ditarikan_oleh_4-6_perempuan_.jpg
http://www.indonesiakaya.com/kanal/detail/tari-ronggeng-blantek-tari-kreasi-asli-betawi

Kamis, 18 September 2014

Tari Indang

Tari Indang Dari Minangkabau Sumatera Barat 




Banyak tarian yang ditarikan secara berkelompok di Sumatra Barat, namun tari indang memiliki tempat istimewa karena memadukan tradisi tari dan tutur. Keunikan inilah yang membuat tari indang sangat terkenal, karena selain ada unsur gerakan juga ada unsur musik dan tutur yang bernapaskan tradisi Islam yang memang sangat kental di Sumatra Barat. Gerakannya yang dinamis dan keunika perpaduan unsur-unsurnya menjadikan tari indang sangat menarik untuk ditonton.
Tarian indang ini pertama kali muncul sekitar abad ke-14 dan memang dimaksudkan untuk menggabungkan aspek budaya Minangkabau dan Islam. Tujuannya adalah memperkenalkan aspek dakwah Islam dengan cara yang lebih mudah diterima masyarakat lokal yaitu dengan kesenian.


Tarian ini kebanyakan dilakukan sambil duduk, dan para penarinya membawa rebana. Sambil duduk, para penari melakukan gerakan-gerakan dinamis, dan Anda mungkin familiar dengan kata-kata “din din ba din din” yang merupakan bagian dari pujian terhadap Allah SWT serta kebesaran-Nya. Karena itulah ada juga yang menyebut tarian ini dengan tarian badindin.

Tari indang menyimpan makna yang sangat dalam soal kebesaran Islam dan Allah SWT dalam gerakan serta nyanyiannya. Unsur-unsur nada dan irama yang bersifat pujian dimasukkan ke dalam tarian ini. Secara umum, jika diikuti dari awal sampai akhir lalu dibedah, isi tarian ini adalah kisah kedatangan awal agama Islam di Minangkabau, yang banyak membentuk corak budaya di daerah ini hingga sekarang.

Akan tetapi, bahkan bagi yang bukan muslim atau orang luar Sumatra Barat, tarian ini tetap dianggap sebagai salah satu tarian khas Sumatera Barat yang dinamis, unik dan sangat berkesan. Selain itu, tarian indang sendiri sebenarnya merupakan satu bentuk dokumentasi sejarah dan budaya, karena ‘merekam’ kisah awal masuknya Islam ke Sumatra Barat.



Sumber :

 http://www.pelangiholiday.com/2014/01/tari-indang-tarian-bercampur-tradisi.html 

 http://cicitcuicriet.blogspot.com/2013_07_01_archive.html

Tari Puspanjali

Tari Puspanjali (Bali)




Puspanjali (puspa= bunga, anjali= menghormat) merupakan sebuah tarian penyambutan yang ditarikan oleh sekelompok penari putri (biasanya antara 5-7 orang ).
Menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak ritmis yang dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian upacara Rejang, dan menggambarkan sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau mereka.
Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun 1989.

Sumber : 
http://www.babadbali.com/seni/tari/tl-puspanjali.htm

Tari Lenggang Nyai

TARI LENGGANG NYAI

TARIAN YANG BERASAL DARI TANAH BETAWI


Setiap seni tari tradisonal memiliki pesan yang ingin disampaikan dalam setiap gerakannya. Ada cerita yang mengispirasi seorang koreografer dalam mencipta gerak tariannya, semisal cinta, gairah, perjuangan dan sebagainya. Salah satu tarian yang terinspirasi dari hal-hal tersebut adalah Tari Lenggang Nyai, tarian yang berasal dari tanah Betawi yang menceritakan  kisah Nyai Dasimah.
Asal mula tari lenggang ini berasal dari kisah nyai dasimah,Nyai Dasimah adalah gadis cantik asal Betawi yang berada  dalam kebingunannya memilih dua pilihan pasangan hidup,  seorang Belanda dan Seorang Indonesia. Ia kemudian menjadi istri seorang Belanda, Edward William. Merasa terkekang oleh aturan-aturan yang dibuat suaminya, Nyai Dasima menjadikan alasan tersebut untuk memberontak atas kesewenang-wenangan yang dilakukan terhadap dirinya. Perjuangan atas hak-hak perempuan itulah yang menginspirasi Wiwiek Widiastuti untuk mengenang perjuangan Nyai Dasima dalam gerak tarian Lenggang Nyai.

Karakter tari lenggang nyai lebih banyak menggunakan bentuk-bentuk gerak yang lincah sebagai personifikasi masyarakat betawi. Terkadang, seperti yang tidak bisa mengambil keputusan, gerakan tari ini menunjukan bagaimana ia bergerak pada satu sisi ke sisi lain. selain itu, tari Lenggang Nyai juga menceritakan keceriaan dan keluwesan gadis belia Betawi dan tentunya kebahagiaan Nyai Dasima yang bisa menentukan pilihan hidupnya.

Seperti tarian asal Betawi pada umumnya, tarian ini juga ditampilkan dengan iringan musik Gambang Kromong yang memiliki unsur budaya Cina. Pun dari segi kostum yang dikenakan oleh para penari. Dominasi warna merah menyala dan hiasan kepala identik dengan tradisi Cina.

Meski termasuk tarian karya baru, Tarian Lenggang Nyai dapat dikatakan populer di kalangan masyarakan Betawi dan sekitarnya. Seperti Ondel-ondel, tarian ini juga sering menjadi ikon khusus bagi masyarakat Betawi. Terbukti dengan sering dibawakannya dalam acara-acara khusus di mancanegara dan nama lain yang disematkan pada tarian ini, yaitu Tari Lenggang Betawi.

Sumber :

http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/999/tari-lenggang-nyai 

http://kebudayaanindonesia.net/media/images/upload/culture/0211M_tarian-lenggang-nyai-betawi.jpg

Tari Lenggang Cisadane

Tari Lenggang Cisadane


Tari Lenggang Cisadane sendiri merupakan perpaduan unsur budaya yang ada di Kota Tangerang seperti budaya Sunda, Jawa, Betawi, Cina, Arab dan budaya Lainnya. Selain alat musik gamelan, didalamnya juga terdapat alat musik yang digunakan pada musik marawis, lengkap dengan lagu-lagu marawisnya. Tari Lenggang Cisadane ini merupakan proses pembentukan harmonisasi musik, tata busana dan gerak yang dipadukan menjadi suatu tarian yang indah dan mencirikan budaya Kota Tangerang. Tarian ini dibawakan 13 orang yang mencirikan jumlah kecamatan di Kota Tangerang. Seniman dan budayawan kota Tangerang ini menghasilkan sebuah seni tradisional khas Kota Tangerang dengan memadukan unsur musik, kostum dan tarian.

Sumber :

http://tangerangnews.com/kota_tangerang/2011/05/06/4760/pemkot-patenkan-tari-lenggang-cisadane