WEB ENGINEERING
FOR INTRANETS:
RETHINKING
SOFTWARE ENGINEERING
Kritik Artikel
Edgar Weippl1, Ismail Khalil Ibrahim1, Wieland
Schwinger1, Werner Winiwarter2
Diulas oleh: Putri Permatasari
Dosen Pembimbing: Ahmad Fauzie
Ilmu Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora
1) Software
Competence Center Hagenberg 2) Electronic Commerce Competence Center Hauptstr.
99, A-4232 Hagenberg, Austria Siebensterngasse 21/3, A-1070 Vienna
{edgar.weippl, ismail.khalil-ibrahim, wieland.schwinger}@scch.at werner.winiwarter@ec3.at
ABSTRAK
Setuju sekali dengan penulis yang
menyebutkan rekayasa web adalah sebuah penelitian yang agak baru belum
dieksplorasi dengan cara sistematis. Dalam tulisan ini menyajikan bagaimana
metode dan model rekayasa perangkat lunak dapat digunakan untuk rekayasa web
tanpa banyak adaptasi, menunjukan tantangan rekayasa web untuk beradaptasi rencana proyek
dan manajemen perubahan teknologi yang mendasar.
Dalam pekerjaan sehari hari harus dipahami rekayasa web sebagai kerangka kerja yang
memberikan pelayanan yang berkesinambungan.
1. PENDAHULUAN
Web
telah berkembang menjadi lingkungan global menangani aplikasi yang berkisar
dari skala kecil dan layanan berumur pendek untuk aplikasi perusahaan skala
besar didistribusikan melalui banyak situ. Para penulis memberitahukan bahwa
perusahaan menggunakan web untuk
melaksanakan proses bisnis bagi karyawan untuk berkomunikasi dengan pasangan
mereka untuk menghubungkan dan mengintegrasikan sistem mereka. Para penulis saat
ini meneliti yang berkonsentrasi pada teknologi berkomponen model dan
arsitektur untuk aplikasi web secara khusus dan daerah strategis yang sama, dan
aspek keamanan dalam perusahaan berbasis web. Para penulis juga menanggapi
perbedaan utama antara inter, intra dan ekstranet sebagai penonton. Internet adalah sebuah web eksternal
sedangkan internet adalah web internal
yang hanya bisa diatasi dari pengguna dalam perusahaan. Ekstranet dapat
digambarkan sebagai “campuran internet public dan internet tertutup. Tulisan
ini bertujuan untuk memberikan gambaran indikatif atas teknologi rekayasa perangkat
lunak yang telah berbukti berguna untuk rekayasa web. Para penulis juga
menunjuk penelitian yang sedang berlangsung berurusan dengan perbaikan masalah
teknik yang ada.
Melihat
tujuan dari penulisan ini saya setuju dengan pendapat para penulis bahwa web
sangat bermanfaat bagi perusahaan untuk pekerjaan karyawan sehari-hari. Karena perusahaan
tidak akan jalan secara baik jika tidak menggunakan jaringan tersebut dan akan
susah untuk berkomunikasi. Namun akan berbeda tujuan jika karyawan perusahaan
memanfaatkan web bukan untuk pekerjaan perusahaan.
2.
WEB ENGINEERING
Sudah banyak yang menyadari
bahwa sudah waktunya memperkenalkan standar rekayasa dalam proyek Web.
Karena penulis menyatakan jumlah dan kecanggihan aplikasi berbasis web ada alasan
untuk kekhawatiran yang sah tentang cara di mana mereka diciptakan dan kualitas
jangka panjang mereka integritas. Penulis juga memberitahu bahwa rekaysa web
berkaitan dengan membuat dan menggunakan prinsip-prinsip ilmiah, teknik dan
manajemen yang baik untuk mengembangkan aplikasi berbasis web. Penulis juga
mengikuti definisi Conallen tentang aplikasi Web menjadi “system Web (Web
server, jaringan,HTTP,browser) di mana input pengguna berpengaruh terhadap
keadaan bisnis”.
Sebenarnya penulis tidak perlu
untuk menciptakan banyak model berbasis Web dengan menggunakan teknik yang
sudah ada yang telah dikembangkan untuk perangkat lunak berorientasi dan
berbasis komponen. Tetapi penulis berbeda pemikiran bahwa rekayasa perangkat
lunak atau teknik Web bisa
mengkhawatirkan karena hanya memberikan pelayanannya
saja dari pada produk.
2.1. Aplikasi untuk
Rekayasa Web
Penulis menyarankan sebelum melihat lebih dekat pada rekayasa perangkat
lunak, kita harus tahu mana jenis aplikasi yang mungkin kita akan hadapi dalam internet. Kemudian dapat membandingkan langkah
rekayasa yang dibutuhkan orang-orang dari proses rekayasa perangkat lunak
“tradisional” yang sesuai.
Selanjutnya penulis menceritakan internet dibutuhkan untuk melaksanakan proses bisnis.
Intranet menjadi mudah diakses,
mengintegrasikan manusia, proses dan informasi. Oleh karena itu penulis
menyimpulkan Intranet adalah alat dan model untuk sebuah organisasi proses yang
efesien. Ini universal titik akses untuk semua informasi strategis yang sering
disebut sebagai jaringan informasi perusahaan dan akan membantu meningkatkan
tujuan organisasi.
2.2. Meninjau Rekayasa Perangkat Lunak
Menurut
penulis software engineering mencakup semua topik utama yang terkait dengan
arsitektur perngkat lunak : arsitektur software kualitas, gaya arsitektur dan
memungkinkan konsep teknis, bahasa deskripsi arsitektur, pengembangan produk,
dll. Penulis menjelaskan rekayasa perangkat lunak lebih dari kumpulan alat dan
teknik. Masalah ini menyangkut
organisasi yang kompleks melibatkan banyak orang dengan berbagai latar belakang
pendidikan dan professional. Oleh karena itu penting untuk mengikuti cara
standar untuk mengembangkan perangkat lunak. Model untuk mengevaluasi proses
rekayasa perangkat lunak telah diusulkan CMM dan SPICE.
Menurut
penulis CMM (Capability Maturity Model) menjelaskan jalur peningkat evolusi
dari proses yang belum matang ke yang matang. CMM sesuai untuk mengembangkan
pekerjaan dengan organisasi yang lainya.
SPICE (ISO 15504) di sisi lain penulis menjelaskan
SPICE menyediakan kerangka kerja untuk menilai proses pengembangan perangkat
lunak. SPICE mungkin menjadi pilihan
terbaik jika ada yang terlibat dalam pemeliharaan serta dalam pembangunan. Hal
ini cocok untuk sebuah organisasi kecil yang perlu dapat menunjukkan hasil dari
upaya perbaikan.
2.3. Transisi dari
Rekayasa Perangkat Lunak Rekayasa Web
Pada
bagian ini penulis memfokuskan bagaimana kita dapat menggunakan pengetahuan
yang ada dalam rekayasa web.
Menurut
Powell beberapa aspek berikut membuat Website yang berada dari perangkat lunak
:
1.
Website akan terus menjadi dokumen yang
memiliki halaman statis.
2.
Situs web berfokus pada “tampilan dan
nuansa”. Hal ini berlaku untuk situs internet yang sering didorong untuk tujuan
pemasaran.
3.
Rekayasa Web adalah lebih banyak konten
yang didorong.
4.
Web ini lebih sulit diprediksi dan tidak
juga dipahami sebagai perangkat lunak.
2.3.1 Kadar & struktur arsitektur yang dihasilkan
Penulis menjelaskan sebagai UML
notasi yang sangat umum hal ini jelas diinginkan untuk model proyek Web dan
juga UML. Conallen mengusulkan untuk membuat dua model terpisah: satu yang
mencerminkan persepsi klien dari aplikasi Web, yaitu satu set HTML hyperlink,
dan model lain yang mewakili pandangan sisi server namun yang dijelaskan oleh
penulis susah untuk dipahami.
2.3.2 Desain antar muka pengguna (User
Interface Design)
Penulis
merancang UI (User Interface) bagian penting dari sebagain besar aplikasi aspek
penting dalam rekayasa web. Penulis juga menyatakan kelemahan utama hampir
disemua proyek Web kenyataannya bahwa pemodelan UI sangat sulit. Masalah utama
penulis adalah notasi berbasis UML desain UI skalanya tidak baik dan sangat
membingungkan. Menurut Pinheiro memodifikasi ‘kerangka presentasi’ pola desain
dijelaskan oleh Gamma et al. tampaknya pendekatan ini menjanjikan menangani
kekurangan ini.
2.3.3 Pelaksanaan
(Implementasi)
Setelah UI ada masalah teknis yang harus diselesaikan. Web memerlukan
beberapa control untuk menghindari Negara tidak konsisten dan kebuntuan.
Informasi Negara tentang pengguna individu sulit untuk mempertahankan. Pengguna
mungkin tidak mengizinkan cookie untuk ditetapkan.
Menurut penulis alamat IP asli
mereka sering disembunyikan di balik proxy atau halaman yang akan diambil dari
cache dan jumlah pengguna sangat bervariasi dan seringkali sulit memprediksi
dalam jangka panjang.
2.3.4 Pemikiran (Process assessment)
Setuju sekali dengan pendapat penulis bahwa aplikasi web tidak dapat direncanakan bahkan dua tahun ke depan perubahan yang cepat dalam teknologi. Penulis telah menemukan model spiral, model meta,model ini memungkinkan untuk menggunakannya karena model ini berbeda pada berbagai tahap.
Setuju sekali dengan pendapat penulis bahwa aplikasi web tidak dapat direncanakan bahkan dua tahun ke depan perubahan yang cepat dalam teknologi. Penulis telah menemukan model spiral, model meta,model ini memungkinkan untuk menggunakannya karena model ini berbeda pada berbagai tahap.
Meskipun fleksibel penulis
berpikir bahwa model spiral cukup berbahaya bagi manajer proyek yang memiliki
sedikit pengalaman dengan proyek web. Penulis juga memungkinkan masalah ini
timbul berbagai tahap tidak tepat didefinisikan dan didokumentasikan sebagai
seluruh proses pembangunan akan cenderung berakhir kacau.
Penulis menghindari hal ini,
sangat penting untuk mengevaluasi proses ini. Penulis telah menemukan SPICE
untuk menjadi alat terbaik untuk menilai proses rekayasa web karena proses
perbaikan dengan mudah dilihat. Seperti disebutkan penulis sebelumnya, kerangka
SPICE sangat cocok untuk organisasi kecil. SPICE membuktikan sangat efektif
untuk menilai proses rekayasa web.
2.3.5 Jaminan Kualitas
Penulis mengevaluasi kualitas
aplikasi web dalah delapan dimensi yang diusulkan oleh Powell :
1. Kebenaran
(fungsional dan bebas dari kesalahan)
2. Uji
Kemampuan (Melawan Spesifikasi)
3. Mempertahankan
kemampuan
4. Kemampuan
Fiskal
5. Kemampuan
Reus
6. Ketahanan
dan kehandalan
7. Efisiensi
8. Dokumentasi
3. KESIMPULAN
Menurut
penulis terlepas dari kenyataan bahwa situs internet dan intranet saat ini sudah
direncanakan, dilaksanakan dan dipelihara dengan cara ad-hoc. Penulis juga
yakin bahwa rekayasa web dimungkinkan dengan alat dan teknik yang sudah
tersedia. Selain mengambil ide-ide yang diusulkan oleh para peneliti yang
dikutip dalam makalah ini, desainer web harus mengubah pola pikir mereka.
Dilihat
dari pembahasan penulis bahwa isi yang disampaikan penulis menjelaskan internet
sangat bermanfaat bagi perusahaan kecil dan besar dengan tujuan bisnis. Sangat
mempengaruh besar dalam mengerjakan pekerjaannya, namun masih sulit dipahami
metode yang dibahas oleh penulis dan bahasanya pun kurang dimengerti. Yang saya
lihat di dalam isi artikel ini memfokuskan bagaimana kita menggunakan
pengetahuan yang ada didalam rekayasa web. Di
zaman modern seperti ini sangat dibutuhkan sekali metode metode yang
bisa membuat mudah pengguna untuk menjalankan internet.
4.
REFERENSI
[1] L. Bass, P. Clements and R.
Kazman, Software architecture in practice. Addison-Wesley, Bonn, Paris,
Reading, MA, 1999
[2] B.W. Boehm, “A Spiral Model of
Software Development and Enhancement”, IEEE Computer, May 1988, 61-72
[3] G. Booch, J. Rumbaugh and I.
Jacobson, The Unified Modeling Language User Guide. Addison-Wesley, Reading,
MA, 1999
[4] P. Bourque and J.W. Moore,
SweBok: Guide to the software engineering Body of Knowledge - A Stoneman
Version 0.7. Joint IEEE Computer Society - ACM committee,
http://www.swebok.org/, April 2000
[5] J. Conallen, “Modeling Web
application architectures with UML”, Communications of the ACM, 42:63-70, 1999
[6] D.F. D'Souza and A.C. Wills,
Objects, Components, and Frameworks with UML - The Catalysis Approach.
Addison-Wesley, Bonn, Paris, Reading, MA, 2nd Edition, 1998
[7] P. Fraternali, “Tools and
approaches for developing data-intensive Web applications: A survey”, ACM
Computing Surveys, 31:227-263, 1999
[8] E. Gamma, R. Helm, R. Johnson,
and J. Vlissides. Design Patterns: Elements of Reusable Object Oriented
Software, Addison-Wesley, Reading, MA, 1995
[9] B. Meyer, Object-Oriented
Software Construction. Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ, 2nd Edition, 1997
[10] B. Myers and M. Rosson, “Survey
on user interface programming”, Proc. CHI’92, p192-202, 1992
[11] J. Nielsen, The Difference
Between Intranet and Internet Design. www.useit.com/alertbox/ 9709b.html, 1997
[12] Object Management Group. OMG
Unified Modeling Language Specification, Version 1.3, June 1999
[13] P. Pinheiro da Silva and N.W.
Paton, “User Interface Modeling with UML”, Proc. of the 10th European- Japanese
Conference on Information Modeling and Knowledge Bases, p208-222, May 2000
[14] T.A. Powell, D.L. Jones and
D.C. Cutts: Web Site Engineering: Beyond Web Page Design. Prentice Hall, 1998
[15] The Spire Project Team, The
SPIRE Handbook: Better, Faster, Cheaper Software Development in Small
Organisations. The European Community, 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar